Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-nikmat-Ku yang telah Aku
anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janji kalian kepada-Ku, niscaya Aku
penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku -lah kamu harus takut
(tunduk).
QS. Al-Baqarah : 40
Terkadang hidup
memang tak semulus keinginan dan harapan kita, tak terkecuali saya. 2 tahun
belakangan ini adalah tahun terberat dalam hidup saya. Semua berawal dari keputusan
resign dari pekerjaan yang sudah saya jalani selama 8 tahun dengan penuh dengan
kontroversi hati.
Keputusan resign tersebut tentu saja berimbas pada keuangan yang selama
ini adem ayem. Saya yang terbiasa memegang uang jutaan setiap bulan untuk
memenuhi kebutuhan hidup namun kemudian harus puas dengan hanya ratusan saja.
Bukan tanpa sebab sebenarnya, namun saya tak ingin menyesali keputusan tersebut.
Hal yang paling menusuk hati juga saya alami beberapa bulan yang lalu ketika
saya harus kecewa dengan kenyataan saya harus “gagal sebelum berperang” hanya
karena kesalahan kecil yang dilakukan oleh orang yang sangat saya percayai. Kekecewaan
saya saat itu benar-benar membuat saya kehilangan arah.
Jujur…., terkadang timbul perasaan dihati, kenapa saya tak bisa seperti
mereka yang hidup penuh dengan kedamaian, bahkan dengan mudah mendapatkan semua
keinginan mereka? Saya juga sering bertanya pada Allah, kenapa saya yang harus terus
mengalami kegagalan demi kegagalan baik dalam hal cinta dan cita-cita? Kenapa
hingga sekarang Allah belum juga mengirimkan seseorang untuk menjadi pendamping
saya sementara teman-teman sudah memberikan saya keponakan-keponakan yang
lucu-lucu? kenapa?
Menangis sering sekali saya lakukan diam-diam ketika tanpa sengaja saya
melihat orang-orang memandang entah iba atau mencibir dengan nasib yang saya
alami. Atau bertanya dengan nada yang sangat menusuk dihati. Saya hanya bisa
diam dan diam.
Hingga kemudian Allah menyadarkan saya melalui hal-hal yang tidak saya
duga sama sekali. ternyata dibalik semua kegagalan dan kesedihan saya ada
hikmah yang ingin Allah tunjukkan dan saya bersyukur Allah menyadarkan saya
sebelum saya lebih jauh terpuruk atau mungkin akan terus terpuruk. Ada
orang-orang yang bahkan jauh lebih membutuhkan dibanding saya dan ada
orang-orang yang bahkan tak seberuntung saya dalam beberapa hal. Saya diingatkan
bahwa saya tak pernah sendiri menjalani semua ini. Ada Allah disamping saya.
Ayah dan ibu adalah orang yang paling mensupport saya dalam segala hal,menjadi
penyemangat ketika saya rapuh, pun nasehat-nasehat yang sangat menyentuh
sanubari. Ada sahabat-sahabat yang dengan setia masih bersedia memberikan bantuan
hingga pelan tapi pasti kehidupan saya sekarang bisa dibilang mulai berada dititik
normal kembali.
Banyak hikmah yang bisa saya petik dari kegagalan yang saya alami
belakangan ini, saya semakin lebih legowo menjalani hidup sekarang, saya
semakin ikhlas dengan semua ketentuan yang Allah gariskan untuk hidup saya dan
saya pun semakin berusaha mendekatkan diri kepada_Nya.
Perjalanan panjang hidup masih harus terus saya jalani dan saya ingin
menjalaninya dengan terus berada dalam jalan_Nya. Saya akan terus bersyukur untuk
hidup yang masih ingin saya lakukan dengan penuh keberkahan. Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar