Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk
Q.S.
An-Nahl : 125
Ayat
ini mengingatkan saya ketika masa kuliah dulu. Ayat ini adalah ayat wajib yang
harus kami hafal mulai dari artinya lengkap dengan makna yang terkandung dalam
ayat tersebut dan harus menjelaskannya satu persatu di depan kelas. Waah…. jika
di jabarkan bisa berlembar-lembar nich…., tapi saya akan mencoba
menjelaskannya secara singkat saja ya….
Ada
3 makna yang terkandung dalam ayat tersebut dan menjadi acuan
sebagai 3 metode dakwah yang baik sesuai dengan sasaran dakwah itu sendiri
dimana dakwah adalah misi Islam sejak zaman Nabi sampai hari kiamat nanti.
Bil
Hikmah
Berasal
dari kata
Al-Hilmi berarati kesabaran, ketabahan. Al Haq berarti kebenaran. Jadi yang dimaksud dengan bil hikmah disini
adalah berdakwah dengan cara yang bijak, dapat menguasai
situasi dan kondisi
sesuai dengan tingkat kemampuan dan kepandaian mereka. Dapat
diterima oleh pikiran manusia awam maupun mereka yang lebih cerdas. Intinya
adalah berdakwah dengan cara saling menghargai dan toleransi, kemaslahatan dan
dapat memberikan kedamaian.
Contoh dengan metode Bil Hikmah adalah : dengan cara
mengajarkan tentang ilmu yang bermanfaat baik dari segi ilmu agama maupun ilmu
pengetahuan seperti cara bercocok tanam, berwiraswata, keterampilan dan lain
sebagainya.
Mauizatil Hasanah
adalah
berdakwah dengan cara memberi pelajaran atau nasehat yang baik, lemah lembut,
perlahan-lahan dan secara bertahap serta bersikap penuh kasih sayang sehingga
dapat menyentuh kedalam hati mereka agar dapat meninggalkan perbuatan yang
tidak baik. Dakwah dengan cara ini harus menghindarkan perkataan yang tegas dan
kasar serta tidak menyebutkan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat
sebelumnya.
Beberapa
contoh tentang metode dakwah ini adalah dengan menceritakan tentang kisah-kisah
umat pada masa terdahulu baik yang taat maupun yang durhaka, dalam bentuk
melukiskan keadaan syurga dan neraka beserta penghuninya, dalam bentuk
memberikan peringatan dan memberikan gambaran kabar gembira (ancaman dan janji)
dan lain sebagainya.
Wajadilhum Billati Ihya Ahsan
Maksudnya
adalah melakukan dakwah dengan cara berdialog atau berdiskusi, bertukar fikiran
dengan cara yang baik penuh dengan logika dan retorika yang halus, lepas dari
kekerasan dan umpatan serta saling menghargai dan tidak arogan. Hal ini dapat
dilakukan melalui : rapat, seminar, symposium, diskusi, dialog dan lain-lain.
Prinsip
yang dipakai dalam metode ini adalah : tidak menjelekkan/merendahkan pihak
lawan sehingga dia yakin diskusi bukan untuk mencari kemenangan melainkan menundukkan
sampai dia mendapatkan kebenaran serta bertujuan semata-mata untuk menunjukkan
kebenaran sesuai ajaran Islam. Selain itu tetap menghormati pihak lawan agar tidak
ada yang merasa dijatuhkan harga dirinya. seperti yang Allah jelaskan dalam
surat Al-Ankabut : 46
|
Dan janganlah kamu berdebat denganAhli
Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim
di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab)
yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan
Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri".
QS. Al-‘Ankabut :
46
Word : 479
Tidak ada komentar:
Posting Komentar