Sebagai bagian dari masyarakat Jambi,
aku berharap kebudayaan Jambi yang selama ini masih terpendam dan belum
terpublikasikan bisa dikenal bukan hanya oleh masyarakat Jambi saja namun
hingga luar Jambi bahkan juga hingga manca negara. Tak banyak yang tahu bahwa
Jambi pun punya banyak kebudayaan-kebudayaan yang menarik dan perlu
dilestarikan, salah satu yang tak kalah uniknya adalah Kuluk/tekuluk/tengkuluk Jambi.
Bagi masyarakat Jambi sendiri,
tekuluk bukanlah hal yang asing lagi karena tekuluk merupakan salah satu kebanggaan
masyarakat Jambi yang mungkin tidak dimiliki oleh Daerah lain. Selain
menggunakan Batik Jambi yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat Jambi
juga karena bentuknya yang indah dan membuat pemakainya akan terlihat sangat
cantik dan menawan.
Photo diambil di sini |
Tekuluk sendiri awalnya merupakan Penutup kepala sebagai pelengkap
busana tradisional yang digunakan oleh Perempuan Jambi pada zaman dahulu, baik
itu untuk dipakai sehari-hari, ketika hendak ke ladang, mengurus rumah, maupun
dalam acara-acara adat yang sedang diadakan. Meski awalnya penggunaan tekuluk
ini masih sangat tradisional namun seiring berjalannya waktu pemakaian tekuluk
berubah menjadi sesuatu yang mampu membuat seseorang yang memakainya terlihat
anggun, berwibawa dan mempesona bahkan menjadi symbol kecantikan wanita melayu
Jambi hingga kini.
![]() |
Photo diambil di sini |
Lahirnya
tekuluk Jambi bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya Batik Jambi kala itu, dimana
pemakaian tekuluk dipasangkan dengan baju kurung/baju melayu ataupun dengan
baju batik. Bagi yang berjilbab tak perlu kuatir untuk menggunakan tekuluk ini,
karena tekuluk bisa dipakai oleh perempuan yang menggunakan jilbab atau tidak,
karena fungsinya memang untuk menutup kepala jadi bisa dimodifikasi dengan
jilbab atau dalaman jilbab.
Cara
menggunakan tekuluk itu sendiri terdiri dari berbagai macam jenis dan bentuk, mulai
dari model yang simple hingga model yang membutuhkan keahlian khusus sesuai
dengan daerah dan adat yang ada di seluruh Kabupaten di Propinsi Jambi serta
akan digunakan dalam momen-momen apa saja. Jenis-jenis tekuluk pun dikenal
dengan berbagai macam nama mulai dari tekuluk Pinang, tekuluk Kipas, tekuluk
anak gadis tibo, tekuluk baliso dan banyak lainnya.
Sebenarnya
penggunaan tekuluk tidak sesulit yang dibayangkan, yaitu hanya dibentuk dengan
menggunakan sehelai kain batik, seperti Kain Batik Jambi yang dililitkan ke
kepala sedemikian rupa sehingga membentuk model yang cantik dan menarik. Namun
seiring perkembangan saat ini pemakaian tekuluk telah mendapat modifikasi
kedalam bentuk-bentuk yang sangat indah dan menarik sehingga saat membentuk nya
dapat diaplikasikan kedalam berbagai situasi.
Yang
tak kalah pentingnya lagi adalah kita harus mengetahui terlebih dahulu
aturan-aturan ketika menggunakan tekuluk, karena jika melakukan kesalahan akan
mengundang persepsi yang berbeda dari orang yang melihatnya. Aturan tersebut
adalah bagi seorang wanita yang sudah menikah, saat menggunakan tekuluk ini,
kain yang menjuntai harus diletakkan disebelah kanan yang melambangkan bahwa ia
telah menikah atau bersuami sedangkan bagi seorang gadis, kain yang menjuntai
tersebut diletakkan disebelah kiri.
Saat
ini Pemerintah Propinsi Jambi sedang menggalakkan kembali penggunaan tekuluk di
kalangan perempuan Jambi dengan menganjurkan penggunaannya dalam hari-hari
besar maupun dalam acara resmi pemerintah, seperti diacara HUT Jambi kemaren,
seluruh Pemerintah Kabupaten diwajibkan menggunakan Baju kurung dan tekuluk
bagi perempuan dan teluk belango bagi laki-laki. selain itu juga dengan
mengadakan lomba adu cepat memasang tekuluk di berbagai even yang diadakan.
Dimasa
Pemerintahan Gubernur H. Zulkifli Nurdin, Pemakaian tekuluk sangat dianjurkan dipakai
disetiap hari Kamis berbarengan dengan pemakaian Batik khusus bagi para wanitanya
di seluruh Instansi pemerintah, bahkan yang paling bersemangat untuk
mengenalkan penggunaan tekuluk ini adalah Ibu Gubernur Hj. Ratu Munawarah yang
bahkan pada saat Pernikahan Putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Putri
Hatta Radjasa pun dengan cantiknya hadir menggunakan tekuluk Khas Jambi. (upzz....ada Zumi Zola tuh...., taukan?? Beliau mantan Artis sekaligus mantannya Presenter Ayu Dewi yang sekarang jadi Bupati Kabupaten tanjung Jabung timur/Sabak, bersebelahan sama kabupaten kami Kabupaten tanjung Jabung Barat/Kuala tungkal. Sekedar info bagi yang belum tau, Zumi Zola itu anaknya Gubernur Jambi Pak Zulkifli Nurdin....*trus emang kenapa??? hihihiii....*)
Penggunaan
tekuluk sekarang pun tidak melulu menggunakan Baju kurung saja, namun bisa juga
dipadu padankan dengan menggunakan kain batik serta atasan yang cantik dan
elegan sesuai selera dan warna. Semoga
kedepan, pemakaian tekuluk Jambi dapat digunakan bukan hanya di even-even tertentu
saja, namun bisa menjadi trend yang dapat dipakai menjadi pengganti Jilbab, tentu
saja dengan diadakannya pelatihan pemakaian tekuluk yang kian dapat di ikuti
oleh seluruh kalangan, karena hingga kinipun aku masih merasa kesulitan pada
saat menggunakan tekuluk yang cantik dan sesuai keinginan seperti pada saat
acara perpisahan kelulusan kemaren yang karena keterbatasanku dalam pemakaiannya
akhirnya jalan satu-satunya adalah minta dipakaikan oleh teman yang ahli.
Dan ini penampakanku menggunakan tekuluk saat perpisahan kemaren yang belum sempat aku publikasikan,, hehehee......:))
With Miss Amel |
With Miss tuti , Pak Syahril & Pak Hamdan |
With Miss Amel and Nurma |
Gaya Gadis Jambi |
Me |
With My Father |
Nah Kain Batik Jambi bermotif Kabupaten tanjung Jabung Barat yang kita gunakan untuk membuat tekuluk, ini dia penampakannya...
![]() |
Selendang untuk membuat tekuluk |
![]() |
Kain Sarung |
So, Ada
yang ingin mencoba atau belajar memakai tekuluk?? yuuukk….ke Jambi….hehee…
Kata kunci : Tengkuluk, tekuluk, Kuluk, Penutup Kepala, Batik Jambi
Kata kunci : Tengkuluk, tekuluk, Kuluk, Penutup Kepala, Batik Jambi
Cantik. Saya selalu suka semua yang berbau kedaerahan. Unik dan mempunyai cerita khas.
BalasHapusHehee...iya, mkasih udah berkunjung...:)
HapusArtikel yang bermanfaat nih Mba, sebagai ajang pengenalan dan pelestarian tradisi dan potensi daerah yang banyak masih memiliki keunikan yang tersendiri.
BalasHapusSalam wisata
makasih ya...,, memang perlu dilestarikan, agar gak punah dimakan waktu...
Hapussalam kenal say, jadi dari model tekuluknya ketahuan kalau dirimu belum menikah ya hihihi...
BalasHapussaya orang Minang, menurut sejarah orang Jambi itu dulunya orang Minang juga (kebanyakan) maka budayanya mirip. Soal tekuluk ini, bahasa Minang kami TINGKULUAK, juga dari selembar kain, kadang ia bernama SALENDANG. Dalam beberapa pakaian adat, tingkuluk dibikin seperti tanduk kerbau, lambang khas Minang.
Sayang, sekarang tingkuluak hanya dipakai di acara2 adat dan dikeseharian hanya dipakai oleh orang2 tua saja (nenek2), sebagai penutup kepala. Generasi muda hanya jika ingin menutup kepala lebih memilih jilbab.
Salut deh buat Jambi.
hehhee...gitu dech...,, emang beda tipis adat minang sama jambi ya... kalo sumatera emang bisa dibilang hampir mirip-mirip melau juga ya...
Hapusmakasih udah berkunjung..:)
Di kampungku malah tekuluk itu sama dg jilbab, dikampungku tdk ada istilah jilbab/kerudung yg ada tekuluk.
BalasHapusKampungnya dimana?
HapusWow! Ternyata wanita Jambi cantik-cantik ya? Pantesan teman2 saya betah di sana, hehe
BalasHapushehheee...., emang temannya didaerah mana?
HapusSarolangun. *kalau enggak salah :) Sampean asli Jambi, kan?
Hapusiya, asli Jambi tepatnya berada di Kabupaten Kerinci dan Tanjung Jabung Barat. kalo sarolangun deket sama kerinci
HapusSaya sering diajak teman ke rumahnya di Sarolangun, tapi males (lebih tepatnya belum ada waktu). Muda-mudahan suatu saat bisa ke sana,
Hapus