Jumat, 08 November 2013

Hujan, Pergilah bersama Angin

Selamat tinggal adalah kata yang begitu menyakitkan, kata yang seharusnya tak ingin kudengar lagi. Namun tak kupungkiri, pada akhirnya aku memang akan ditinggalkan, ini hanya soal waktu.

Menyesali semua yang terjadi? Tidak!! mungkin aku memang harus melewati jalan terjal ini, agar aku semakin kuat menjalani kehidupan kedepannya.
Melupakan mungkin lebih baik, ketika hati sudah tak lagi terbentuk dengan indah, yang bisa aku lakukan hanya mencoba mengumpulkan serpihannya yang terserak dan berusaha membuatnya tak semakin hilang terkikis angin. Setidaknya cukup untuk kusimpan sendiri.

Aku takkan menangis lagi. Bukankah dulu dengan cara yang sama aku kehilangan tanpa mampu menahannya? tanpa bisa berbuat apa-apa? aku takkan bersedih lagi, aku sadar bahwa selama ini aku hanya bayangan semu yang tak berarti.
Yaahh.....sebuah bayangan semu.....!!

Kesadaran telah tumbuh secara perlahan dan dan merasuk kejiwaku yang terus merana akan kenyataan yang memang tak kupungkiri sejak awal. Salah!!!!
Aku hanya ingin mengikhlaskan apa yang tidak ditakdirkan untukku, aku akan melepaskan apapun yang tak tergariskan untukku.

Dan kini, aku pun ingin mengucapkan "Selamat Tinggal"

4 komentar:

  1. Balasan
    1. Aduuuhh....kita jgn sampe ada kata goodbye deh, mbak.....,,, jangaaaaaaann......:)

      Hapus
  2. Ini coretannya sedih terus mbak,
    curhatan apa lg bikin novel? kalo curhatan, kok kayanya sama ya kaya sama *curcol* :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Curhat ini mah namanya, heheee......lagi pengen ngegalau aja, Ran.....,, sama kayak sapa hayoooo......:)

      Hapus