Rabu, 21 Mei 2014

Handphone Kenangan dari Masa ke Masa



Memiliki Handphone tentu saja sangat menyenangkan apalagi bisa membeli dengan hasil jerih payah sendiri. Iri rasanya melihat beberapa rekan kerja kala itu yang sudah memiliki handphone dengan berbagai merk, mulai dari yang kecil, ringan hingga yang beratnya hampir mencapai 1 kg dan menjadi bahan ledekan kami setiap hari, “Waaahh….Bisa buat lempar anjing  tuh..:)” atau “Cocok tuh buat ngeganjal pintu”, Celoteh kami sambil terbahak-bahak, Berani-beraninya saya mengolok-olok padahal sendirinya malah gak punya,, hahaa…..

Masa itu ketika saya baru mulai mengenal dunia kerja di pertengahan tahun 2002, Handphone masih menjadi barang ekslusive yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Untuk membeli sebuah kartu perdana saja masih dengan harga diatas Rp.100.000 – an tidak seperti sekarang yang bisa dibeli dengan harga Rp. 2.000,- an, bahkan voucher isi ulang pulsa yang pastinya sangat menguras kantong karena hanya ada di harga Rp. 100.000,- belum ada pulsa elektronik semurah seperti sekarang ini. Hal tersebut membuat saya berfikir dua kali untuk memiliki Handphone meski saya sebenarnya bisa menabung selama beberapa bulan untuk membelinya. 

Untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman, keluarga atau si dia yang berkilo-kilo meter jaraknya dari kota kami (LDR) , saya masih mengandalkan telpon rumah dan Wartel. Jika dibilang Long Distance Relationship itu mahal, sangat bener sekali…!!  saya bahkan bisa menghabiskan hingga ratusan ribu perbulan di wartel hanya untuk melepaskan rindu pada si Dia…., ( *duhh…jadi ingat masa lalu deh….hehhe* ) dan jika pikiran itu datang, handphone tentu saja menjadi mimpi yang sangat saya inginkan saat itu.. :D

Dan ternyata keberuntungan sedang berpihak pada saya setelah tanpa terduga bisa membeli Handphone impian untuk pertama kalinya di tahun 2004 tanpa harus meminta ke orang tua atau menguras uang tabungan yang sedang saya kumpulkan sedikit demi sedikit. Handphone tersebut saya dapatkan dari uang bonus/fee yang kami kumpulkan sedikit demi sedikit dari rekanan kontraktor atas pekerjaan yang telah kami kerjakan selama masa proyek berlangsung.
Biasanya uang tersebut akan kami bagikan setelah semua pekerjaan selesai namun kali ini atas izin Bigbos uang simpanan tersebut kami gunakan untuk membeli beberapa buah Handphone mengingat ritme kerja yang semakin padat sehingga membuat kami akan semakin sering bekerja diluar kantor. 

Dari uang tersebut kami bisa mendapatkan 4 Handphone dengan harga, merk dan type yang bervariasi, salah satu rekan dengan santai nya memilih handphone dengan harga diatas 3 juta-an, harga segitu dulu ada yang belum pake camera looh..., baru ringtone Polyponic serta layar warna-warni doank yang bisa dibanggakan, kalo tidak salah Nokia 6100. 

Dan saya dengan lugu nya hanya berani memilih Nokia 2100 seharga Rp. 990.000,- ditambah kartu perdana Simpati seharga Rp. 100.000,- lengkap dengan lampu getar warna-warni nan cantik yang di tempel di belakang Handphone serta gantungan bergambar Mickey Mouse favorite saya. Olalala….. Baru sekarang nyadar kenapa gak ambil yang agak mahalan dulu, hihiii….
gambar dari sini
Nokia 2100 ini saya beli kembaran dengan salah satu teman sekantor lengkap dengan nomer Handphone yang sama pula, hanya berbeda di 1 angka terakhir, saya 4 dia 3. meski sekarang dia telah berganti nomer beberapa kali saya masih setia di nomer 081274***** ini hingga sekarang, Tak terasa saya sudah menggunakan nomer ini selama hampir 10 tahun.

Nokia 2100 memberikan banyak sekali kenangan yang tak terlupakan, mulai dari kisah pertunangan yang akhirnya batal hingga kesalah pahaman antar teman hanya karena sebuah sms atau pertemuan-pertemuan tak terduga dengan para mantan terdahulu. Aaaah…. sungguh, masa lalu yang tak ingin saya ingat lagi…. :(

Selama 10 tahun ini pula, entah sudah berapa kali saya berganti Handphone dari berbagai merk dan type. Nokia 2100 saya hanya bertahan selama 1 tahun setelah akhirnya berganti menjadi Soni Ericson (saya lupa type nya) yang saya beli kalo tidak salah sekitar Rp. 1.250.000,-, SE juga tak lama bertahan ditangan saya karena saat itu mulai booming Handphone buatan china yang murah dan lengkap. Saya kemudian beralih menggunakan MITO yang sudah bisa menyimpan lagu dan photo di memory Eksternal.

MITO
Kemudian Nokia 6600 menjadi teman setia saya selama 3 tahun, setelah MITO saya berikan pada adik yang mulai ingin memiliki Handphone. Nokia 6600 merupakan handphone symbian pertama yang saya punya, membuat saya rela menghabiskan uang untuk melengkapi berbagai accesoriesnya mulai dari gantungan, tas lucu, lampu getar hingga cover berbagai karakter dan warna, hal itu membuatnya menjadi Handphone kesayangan sepanjang masa. Namun saya harus menangis sedih setelah Handphone ini mati total tanpa tahu penyebabnya meski sudah beberapa kali keluar masuk counter, sekarang nasibnya  hanya menjadi pajangan di sudut kamar. 

Nokia 6600 jadul saya dulu warna nya Orange
Nokia 3230 menjadi HP saya selanjutnya hingga 2 tahun kemudian,  lalu berganti dengan Nokia 5800 yang saya beli sejak 2010 hingga sekarang. Saat ini selain Nokia 5800, saya juga menggunakan Blackberry (BB) type Bold sejak 2011 dan Samsung Galaxy S4,  Android pertama yang saya beli awal 2014 kemaren. Ketiganya resmi menjadi sahabat terbaik saya yang mampu menjadi pelipur disaat galau dan kesendirian melanda dengan kelebihan mereka masing-masing.

So, bagaimana dengan kalian?


4 komentar:

  1. Berarti sudah lama sekali ya, Mbak. Saya malah baru tahun 2008 kenal dengan handphone.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehee... iya, itu enak nya kerja di usia muda... hehee....

      Hapus
  2. Huaaah kenapa gak ambil yg mahaaaal itu hpnya pas dikasih big bosss? hihihi nyesel yah sekarang :D

    Makasih mak udah ikuta nGA-ku :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. hhihiihi...nyeselnya emang sekaran, maakk.....:D

      Hapus