Waahh...setelah sekian lama
akhirnya saya tahu juga nama buah yang selalu saya rindukan ini disetiap pulang
ke rumah nenek di Kabupaten Kerinci. Kemaren secara tidak sengaja saya menemukannya
ketika sedang search di google dan mata saya langsung berbinar-binar melihatnya.
Jangan ditertawakan ya…..
hehe…, saya benar-benar baru tahu kalo buah yang sering saya dan sepupu buru
bahkan menjadi rebutan ketika bermain dikebun nenek ini nama nya MURBEI. Dulu,
ketika masih rajin-rajinnya keperpustakaan saya sering sekali menemukan kata
Murbei dan ulat sutra di buku cerita yang saya baca, sayangnya bukan buku
cerita bergambar jadi saya selalu membayangkan seperti apa daun Murbei yang
disebutkan sebagai makanan pokok ulat sutra ini. *Ini karena di tempat kami
belum ada budidaya Ulat Sutra*
Sebenarnya sudah sangat lama
saya mengenal buah ini, bahkan sering menjadi target buruan saya dan para
sepupu sejak kecil. Setiap pulang kampung ke Kerinci, nenek tak pernah lupa mengajak
kami bermain di kebunnya (“Ladang” kami menyebutnya) yang dipenuhi dengan pohon
Kayu Manis (casiavera). “(Oh ya…, sekedar informasi : Kulit kayu manis memang
menjadi komoditi utama masyarakat Kabupaten Kerinci selain kentang, cabe dan
kol)”. Perjalanan kesana biasanya dilalui dengan berjalan kaki sekitar 15 menit
dengan medan menurun dan mendaki bukit, saya yang terbiasa hidup di daerah rawa
dan gambut seringkali mengeluh karena kelelahan, namun sesampai disana rasa
lelah yang kami rasakan langsung hilang ketika disuguhi pemandangan alam yang
sangat menakjubkan dengan hamparan hutan yang hijau serta pohon-pohon yang
menjulang tinggi, dan dengan rasa gembira perburuan kami akan buah-buahan hutan
yang tumbuh dengan liar pun dimulai…
dikelilingi TNKS, keliatan Gunung Kerinci juga...:) |
Ladang nenek dan seluruh ladang
masyarakat desa kami memang dikelilingi oleh hutan lebat milik Taman Nasional
Kerinci Seblat (TNKS) yang dilindungi, oleh karena itu tak seorangpun berani asal
tebang pohon-pohon yang ada meski sudah terlihat tua dan rapuh. Namun meski
dikelilingi hutan belantara, ladang nenek sendiri terlihat bersih dan sangat
rapi oleh jejeran pohon kayu manis dan tanaman-tanaman pendukung lainnya seperti
Kopi, Cabe, Kentang, Kacang, dan lain-lain.
Diantara tanaman-tanaman tersebut,
nenek juga rajin menanam buah-buahan sebagai pemanis kebunnya seperti buah
markisa, Alpokat, Bengkoang, jeruk, semangka dan lain-lain yang berbuah mengikuti
musimnya, buah-buahan inilah yang sering menjadi target buruan kami disamping tumbuhan-tumbuhan liar yang kami temukan disekitar ladang yang tidak kami ketahui namanya.
Ketika bermain dan berlari
kesana kemari, sering kali kami menemukan buah-buahan hutan yang sangat asing
namun enak dan manis sekali, kami akan berteriak kegirangan ketika menemukannya
diantara rerumputan atau menyempil diantara tanaman Kopi atau kacang. Dan salah
satu yang sering saya temukan adalah pohon Murbei ini yang tingginya bervariasi
antara 1-2 meter. Bentuknya bulat dan lonjong dengan warna merah dan ungu kehitam-hitaman.
Rasa buahnya jika yang masih hijau kemerah-merahan terasa asem manis, tapi jika
sudah masak alias merah atau ungu rasanya enak dan manis sekali.
Nama lain murbei adalah Morus alba L atau Morus Indica L, dikenal juga dengan
nama daerah kerto, kitau dan kalo kata emak saya, di kerinci buah ini dikenal
dengan nama “buah semuk” (bener gak ya bahasanya? hehee…. ). Tanaman murbei ini
aslinya berasal dari china dan menyebar luas keseluruh dunia dimana ia mudah tumbuh
di daerah yang beriklim tropis dan subtropis, serta dapat tumbuh dengan baik
pada ketinggian
lebih dari 100 mdpl serta cukup matahari dengan ketinggian
pohon hingga mencapai 9 - 12 meter
dan diameter hingga 0,5 cm.
Dan setelah saya cari info tentang
tanaman ini, selain bermanfaat sebagai pakan ulat sutra ternyata juga sangat
berkhasiat dalam menjaga kesehatan. Beberapa diantaranya adalah :
berguna sebagai obat anti oksidan yang
mampu mencegah rusaknya sel-sel tubuh karena radikal bebas sehingga dapat
membuat kita awet muda. Kemudian dapat membantu system imun bagi tubuh karena
buah murbei memiliki kandungan alkaloid yang kaya akan macrophages yang terdapat
dalam sel darah putih. Menyeimbangkan gula darah juga bisa ternyata (wahh…bisa jadi
alternative obat buat diabetes ibu saya nich..:)). Murbei juga banyak
mengandung Nutrisi seperti protein, vitamin
C, vitamin K serta serat sehingga enak dijadikan buah untuk cemilan sehat.
Daunnya
Dapat digunakan sebagai obat
demam, malaria dan peluruh air seni, caranya adalah Daun segar 50 gram direbus
dengan 3,5 gelas air selama 15 menit samapai mendidih, dinginkan, kemudian
peras dan saring. Minum airnya 3x sehari.
Pengen tau
donk, kalo didaerah kalian apa nama buah Murbei ini? share dimari ya………
mak, dikampungku dulu di kalimantan juga banyak buah ini...oh ini namanya murbai tho?...hehehehe
BalasHapusaku juga baru tau, mak....hihihii.....
Hapuswua.....jadi pengen ke kerinci lagi....
BalasHapusTetanggaan kita, mak..........:)
Hapusayo maen ke Kerinci lagi...
Di tempatku juga disebut murbei.
BalasHapusHihihii...orang Sumatera suka beda nama sich, mak....jadi bingung,, hehee...
HapusSaya belum perbpnah liat langsung mbak.. cuma dengar dan tahu aja si murbei ini. Kalo rasanya manis,,pasti saya suka :D
BalasHapuskalo udah ungu kehitam-hitaman, manis banget, mbak....:) cuma skrg udah jarang juga nemu nya...:)
Hapussekali-kalinya nyicipin itu si murbei, ampe sekarang masih keinget rasanya unyu2 gimanaaa gitu, :D
BalasHapusSaya jg suka bgt sama buah ini. Manisss bgt...:)
Hapusmerebusnya pake panci alumunium gpp mba?
BalasHapuspakai periuk tanah liat lebih bagus Mbak
HapusSebenarnya direbus pake media apa aka gak msalah menurut saya,mbak..
HapusIbu saya biasanya kalo ngerebus obat diabetes nya pake periuk aluminium kecil.
saya malah lihat ni buah mbak..hehe
BalasHapusIya, hehehe
Hapusdi jogja juga murbei namanya Mbak, saya suka banget, tetangga saya punya pohonnya
BalasHapusDuuh, enak bgt mbak khusna bisa icip buahnya kapan aja, kalo saya harus pulang tempat nenek dulu, hehehe
HapusSaya malah baru tahu buah seperti itu.
BalasHapusPemandangannya indah sekali, Mbak. Jadi pengen jalan-jalan ke sana. Kerinci dan Sarolangun berdekatan kah?
hehheee....., kalo saya udah tau dari kecil tapi gak tau kalo nanya murbei sich, hehee....,, Kerinci deket sama Sarolangun...., sebelahan...:)
HapusBerarti kalau (seandainya) saya ke Sarolangun bisa sekalian mampir, *eh
HapusBoleh doonk...he he..
Hapusmurbei ini sering dijadikan makanan penghias sama orang2 bule.. kelihatan cantik,, nggak kalah sama strawberry warnanya,
BalasHapus*salam kenal ya*
Brillie,
http://antie.info
Oh, gitu ya...wah, Berarti byk jg manfaatnya ya, kirain cm buah hutan aja yg gak begitu dikenal...he he he...
HapusSalam Kenal jg ya.., mkasih sudah mampir...
Jarang makan buah Murbei ini sih, soalnya rada jarang. Masih kalah saing sama stroberi :)
BalasHapusemang gak terlalu terkenal buah ini, mbak...mungkin karena jarang yang budidaya untuk cemilan seperti stroberi. tapi rasanya gak kalah kok rasanya..... hehee...
Hapuskayanya belum pernah nemu nih ka di Bogor, paling liat di tv tv aja hihi.. jadi pengen nyoba deh :D
BalasHapusIya, mungkin buahnya kurang dibudidaya, cuma daunnya doank yg dipake, makanya jrg di publish buahnya.
HapusKali menurut kakak lebih manisan murbei daripada stroberi. Stroberi mah asem...he he he...
Q pny pohon murbai,buah'a manis&imut2,br tau manfaat'a bnyk.bnyk yg pinta bwt obat.
BalasHapus